JAKARTA || Cyberpena.com — Dalam sebuah orasi penuh semangat dan emosi nasionalisme yang membara, Presiden Gerakan Bayar Hutang Negara (GBHN), Dr. Urbanisasi, SH, SIP, MH, Dip.Th, menyerukan pentingnya membentuk lembaga nasional Gerakan Bayar Hutang Negara sebagai bentuk nyata perjuangan generasi baru dalam merebut kembali martabat bangsa.
Di hadapan ratusan anak muda dan aktivis di Jakarta , Dr. Urbanisasi menyampaikan pidatonya dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca. Ia mengatakan, “Kita tidak boleh menjadi budak di negeri sendiri. Utang negara yang menggunung harus kita hadapi dengan tekad, bukan dengan tunduk. Generasi muda, ini panggilan jiwa!”
Menurutnya, lembaga ini akan menjadi wadah rakyat untuk ikut ambil bagian dalam solusi terhadap beban utang nasional, bukan hanya mengkritik tetapi juga bertindak. “Kami ingin rakyat punya kesempatan menyumbang, berinovasi, dan menciptakan sistem mandiri. Ini bukan soal angka, tapi harga diri!” tegasnya.
Dalam pidatonya, Dr. Urbanisasi juga mengutip pesan-pesan dari Bung Karno:
“Jikalau pada suatu waktu engkau melihat negeri ini dihina, dicengkeram bangsa asing, maka bangkitlah! Lawanlah!”
Ia juga menyitir pemimpin dunia seperti Nelson Mandela, “Tugas generasi muda bukan sekadar menikmati kemerdekaan, tetapi menjaganya, mengukir sejarah baru!”
Dengan nada menantang, ia menambahkan:
“Kita harus menyatakan perang terhadap mentalitas dijajah! Kita harus berdiri sebagai bangsa yang merdeka secara ekonomi, tidak mengemis di meja perundingan utang!”
Gerakan ini rencananya akan diluncurkan secara resmi pada pertengahan tahun 2025, dengan program kerja nyata, mulai dari crowdfunding nasional, edukasi fiskal di sekolah-sekolah, hingga kampanye digital untuk mengedukasi masyarakat akan bahaya ketergantungan utang asing.
“Ini bukan proyek pemerintah, ini proyek kebangsaan!” tutup Dr. Urbanisasi sambil mengepalkan tangan ke udara. (Red)