Cyberpena Parimout – Tradisi Suku Gorontalo Berpadu Dalam Bingkai Keragaman Masyarakat Parigi Moutong. Demikian pesan dan makna Hari Raya Ketupat. Meski acara ini telah menjadi satu tradisi kuat Suku Gorontalo, kebiasaan inipun masih tetap dilestarikan oleh Pemerintah Parigi Moutong sebagai ajang silatuhrahmi. Terlebih lagi usai hari raya lebaran, kesempatan ini digunakan sebagai lanjutan ajang temu kangen oleh antara satu dengan yang lainnya.
Bagi Masyarakat Suku Gorontalo dan Parimout, hari raya ketupat juga ajang lepas rindu satu sama lain. Acara ini juga dihadiri oleh Bupati Sigi Moh. Irwan Lapata S. Sos. M.Si dan didampingi Ketua DPD PKB Kab. Parigi Moutong Sukirman Tahir serta Tokoh Masyarakat suku Gorontalo yang diwakili oleh Karang Taruna Iloheluma di Kelurahan Bantaya Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong ( 22/05/21).
Sungguh menjadi perhatian dan antusias Masyarakat Parigi Moutong, khususnya kelurahan bantaya sebab
Hari raya ketupat tahun ini dirayakan dalam suasana Pandemik Covid 19. Meski demikian, semangat warga tidak surut untuk memeriahkan acara ini meski dengan Protokol Kesehatan yang ketat. Menurut pengunjung yang hadir “Acara ini sudah sering dilaksankan bahkan setiap tahunnya sudah menjadi kebiasaan Masyarakat Parigi Moutong khususnya Suku Gorontalo” katanya. Lanjut kata Nia “Acara ketupat ini bukan hanya sebagai ajang silatuhrahmi tetapi didalamnya ada makna tersirat tentang kerjasama antara satu dengan yang lainnya” jelasnya.
Acara ini menarik warga kampung yang lain bahkan pengunjung juga ada yang datang dari luar kota Parigi Moutong. Selain pedagang Asongan, pedagang Lapak acara ini semakin meriah sebab didukung oleh beberapa Sponsor lepas seperi Dialer Motor Yamaha Akai Jaya Parigi.
Masyarakat sekitarnya sangat senang dengan menyambut hari ketupat yang diadakan setahun sekali. “Hari ini, saya pribadi sangat happy dan puas dengan adanya keramaian. Kita sama sama tau bahwa sejak masa pandemik Covid-19 warga tidak diperbolehkan untuk mengadakan acara apapun. Namun hari ini kita sedikit lega karena Pemerintah mengijinkan hari ketupat ini, meski tetap dalam pengawasan ketat dan mematuhi protokol Covid-19 misalnya dengan memakai Masker dan mencuci tangan” tutupnya. (HARUN)